Bagi peternak ayam broiler, menjaga lingkungan kandang tetap bersih dan sehat bukan sekadar rutinitas itu adalah bagian penting dari strategi keberhasilan usaha. Salah satu tantangan terbesar yang sering luput dari perhatian adalah tingginya kadar amonia dalam kandang.
Amonia merupakan gas berbahaya yang tak terlihat mata, namun berdampak besar terhadap pertumbuhan, kesehatan, dan produktivitas ayam.
Artikel ini akan membahas secara praktis dan menyeluruh bagaimana cara mengontrol kadar amonia di kandang ayam, serta solusi inovatif berbasis mikroorganisme dari Biodesis by Sampangan sebagai pilihan terbaik saat ini.
Apa Itu Amonia dan Mengapa Harus Dikendalikan?
Amonia (NH₃) terbentuk dari pemecahan protein dan urea dalam kotoran ayam. Di lingkungan kandang yang lembab dan hangat, gas ini bisa dengan cepat terakumulasi, terutama jika manajemen litter dan ventilasi tidak optimal. Kadar amonia tinggi (di atas 25 ppm) dapat menyebabkan:
- Gangguan pernapasan dan iritasi mata ayam
- Penurunan nafsu makan dan bobot badan
- Penurunan konversi pakan (FCR)
- Risiko infeksi sekunder lebih tinggi
Lebih dari itu, kondisi kandang yang berbau menyengat juga mengganggu kenyamanan pekerja kandang dan lingkungan sekitar.
Maka, pengendalian kadar amonia bukan hanya masalah teknis, tapi juga soal etika dan keberlanjutan dalam berbisnis.
7 Cara Efektif Mengontrol Kadar Amonia di Kandang Ayam
1. Ventilasi yang Optimal
Ventilasi adalah kunci utama untuk menjaga kadar gas tetap rendah. Kandang ayam modern disarankan menggunakan sistem exhaust fan atau tunnel ventilation yang bisa mengalirkan udara kotor ke luar dan menggantinya dengan udara segar secara berkala.
- Tips Praktis: Pasang kipas di ujung kandang, buka ventilasi samping, dan pastikan tidak ada hambatan aliran udara.
- Tanda Ventilasi Buruk: Bau menyengat, embun di dinding kandang, dan ayam terlihat lesu.
2. Manajemen Litter yang Tepat
Litter (alas kandang) yang terlalu basah adalah penyebab utama naiknya kadar amonia. Idealnya, kelembaban litter dijaga di bawah 30%.
- Gunakan bahan penyerap seperti sekam padi kering, serbuk kayu, atau campuran zeolit.
- Ganti atau aduk litter secara berkala, minimal setiap 5–7 hari.
- Pantau kelembaban dengan tangan: jika terasa lembab dan hangat, saatnya diaduk atau diganti.
3. Atur Kepadatan Populasi Ayam
Kepadatan yang terlalu tinggi mempercepat penumpukan kotoran dan kelembaban. Idealnya, ayam broiler dipelihara dengan kepadatan maksimal 10–12 ekor per meter persegi, tergantung usia dan ventilasi.
- Efek langsung: Dengan populasi yang tidak terlalu padat, ayam lebih aktif, litter lebih kering, dan amonia lebih terkendali.
4. Perbaiki Sistem Drainase
Jika kandang Anda tidak memiliki kemiringan atau drainase yang baik, air minum dan urin ayam akan menggenang di satu tempat dan memicu pelepasan amonia lebih cepat.
- Solusi: Periksa posisi nipple drinker, pastikan tidak bocor. Kemiringan lantai minimal 2% ke arah saluran pembuangan.
5. Gunakan Probiotik atau Mikroba Pengurai Amonia
Ini adalah pendekatan modern dan ramah lingkungan: menggunakan mikroba alami yang dapat memecah kandungan nitrogen di dalam ekskreta sebelum berubah menjadi gas amonia.
Produk Biodesis dari Biodesis by Sampangan adalah salah satu solusi paling efektif di pasar saat ini.
Kelebihan Biodesis:
- Mengandung mikroorganisme aktif pilihan (bakteri nitrifikasi & denitrifikasi)
- Menurunkan kadar amonia hingga 60% hanya dalam 1 minggu
- Tidak merusak litter atau mempengaruhi kualitas ayam
- Aman untuk manusia, unggas, dan lingkungan
- Mudah diaplikasikan dengan metode semprot atau campur pada litter
Dengan teknologi ini, peternak tidak hanya mengurangi gas berbahaya, tapi juga meningkatkan nilai ekonomi dari limbah organik ayam.
6. Pantau Kadar Amonia Secara Berkala
Tak bisa mengelola apa yang tidak bisa diukur. Maka, memantau kadar amonia adalah langkah penting dalam pengambilan keputusan.
- Gunakan alat pengukur sederhana seperti ammonia test strip atau sensor digital portable.
- Ambang batas aman: <25 ppm. Di atas ini, tindakan harus segera dilakukan.
7. Edukasi dan Konsistensi Tim Kandang
Semua sistem akan gagal jika tidak dijalankan secara disiplin. Oleh karena itu, pelatihan dan SOP (Standard Operating Procedure) untuk seluruh pekerja kandang sangat penting.
- Buat checklist harian: periksa ventilasi, aduk litter, pantau kelembapan, semprot mikroba.
- Lakukan briefing mingguan untuk evaluasi dan perbaikan manajemen.
Studi Kasus: Kandungan Amonia Turun 65% dengan Biodesis
Salah satu peternakan mitra Biodesis by Sampangan di Yogyakarta mengalami penurunan kadar amonia dari 40 ppm menjadi hanya 14 ppm dalam waktu 10 hari menggunakan Biodesis secara rutin. Hasilnya bukan hanya udara lebih segar, tapi juga bobot ayam naik 8–10% dan kematian menurun hingga 50%.
Kesimpulan
Kontrol kadar amonia bukan hanya soal kenyamanan, tapi menyangkut langsung profitabilitas usaha peternakan ayam broiler. Dari ventilasi hingga mikroba pengurai amonia seperti Biodesis, semua langkah di atas bersifat terintegrasi dan saling mendukung.
Dengan pendekatan modern, disiplin, dan teknologi ramah lingkungan dari Biodesis by Sampangan, peternak kini tidak perlu lagi khawatir menghadapi bahaya senyap yang tak terlihat tapi sangat merugikan ini.