Sampangan

Dalam industri peternakan modern, efisiensi produksi ayam broiler menjadi penentu keberhasilan. 

Namun, seringkali ada satu elemen tak terlihat namun sangat mempengaruhi performa ayam, yaitu kadar amonia dalam kandang. Gas ini bukan hanya menyebabkan bau menyengat, tetapi juga berdampak serius pada kesehatan unggas, performa pertumbuhan, dan hasil panen akhir. 

Di artikel ini, kami akan membahas secara mendalam pengaruh kadar amonia pada ayam broiler, mengapa penting untuk dikendalikan, dan bagaimana solusi inovatif dari Biodesis by Sampangan dapat menjadi jawaban nyata bagi peternak masa kini.

Apa Itu Amonia dan Bagaimana Terbentuk di Kandang Ayam?

Amonia (NH₃) adalah gas berwarna tidak terlihat dengan bau yang sangat menyengat, yang terbentuk akibat dekomposisi kotoran ayam, khususnya dari senyawa nitrogen dalam feses dan urin (campuran yang disebut ekskreta). 

Ketika ekskreta bercampur dengan kelembaban dan suhu tinggi di dalam kandang, mikroorganisme akan memecah urea menjadi amonia.

Proses ini sebenarnya adalah bagian dari daur alamiah. Namun dalam sistem peternakan intensif, akumulasi gas amonia bisa menjadi ancaman besar karena ventilasi yang kurang optimal, manajemen litter yang buruk, dan kepadatan kandang yang tinggi.

Dampak Kadar Amonia Tinggi terhadap Ayam Broiler

1. Penurunan Kesehatan Saluran Pernapasan

Kadar amonia melebihi 25 ppm telah terbukti menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan ayam. Lapisan mukosa akan terganggu, bulu halus (silia) di saluran napas rusak, sehingga ayam rentan terhadap infeksi sekunder seperti CRD (Chronic Respiratory Disease).

2. Penurunan Bobot Badan dan FCR

Studi menunjukkan bahwa paparan amonia 50 ppm ke atas menyebabkan penurunan asupan pakan dan konversi pakan (Feed Conversion Ratio) yang lebih buruk. Ayam yang terpapar amonia cenderung lebih stres dan kurang aktif, yang berarti energi lebih banyak digunakan untuk bertahan hidup daripada pertumbuhan.

3. Kerusakan Mata dan Perilaku Stres

Amonia juga menyebabkan konjungtivitis (radang mata) dan gangguan penglihatan. Ayam menjadi gelisah, mudah panik, dan menunjukkan perilaku stres seperti agresi atau tidak makan.

4. Penurunan Kualitas Karkas

Dalam jangka panjang, amonia tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan, tapi juga kualitas akhir karkas: jaringan otot bisa lebih tipis, kandungan lemak abnormal, bahkan menyebabkan penurunan nilai jual ayam broiler di pasar.

Mengapa Banyak Peternak Masih Mengabaikan Amonia?

Salah satu alasannya adalah karena sifat gas amonia yang tidak terlihat. Peternak hanya menyadari saat bau menyengat muncul, padahal itu berarti kadar sudah terlalu tinggi. Selain itu, tidak semua peternak memiliki akses ke alat pengukur gas amonia, seperti detektor digital atau sistem sensor otomatis.

Namun, mengandalkan indra penciuman saja bukanlah solusi. Kita butuh pendekatan yang ilmiah dan terukur.

Solusi Nyata: Pengendalian Amonia dengan Biodesis by Sampangan

Salah satu pendekatan paling inovatif dan berkelanjutan dalam menurunkan kadar amonia di kandang ayam broiler adalah penggunaan Biodesis, produk ramah lingkungan dari https://biodesisbysampangan.com

Produk ini dirancang dengan teknologi mikroba pilihan yang secara aktif menguraikan ekskreta ayam dan menghambat pembentukan gas amonia.

Kelebihan Biodesis dalam Praktik:

Mengandung mikroorganisme yang aktif menetralkan nitrogen, sehingga menghambat pembentukan NH₃.

Mengurangi bau kandang secara signifikan dalam 3-5 hari setelah aplikasi pertama.

Aman untuk unggas dan manusia, tanpa efek samping berbahaya.

Meningkatkan kualitas litter, sehingga bisa dimanfaatkan ulang atau didaur sebagai pupuk kompos organik bernilai tinggi.

Menurunkan beban kerja peternak, karena lingkungan kandang jadi lebih bersih dan sehat.

Strategi Praktis Mengurangi Amonia di Kandang

Selain penggunaan produk seperti Biodesis, berikut beberapa langkah strategis yang bisa diterapkan oleh peternak:

  1. Ventilasi Optimal
    Pastikan sirkulasi udara baik untuk mengurangi konsentrasi gas dalam kandang.
  2. Manajemen Litter Teratur
    Gunakan bahan litter yang cepat kering dan mudah menyerap, seperti sekam atau serbuk gergaji.
  3. Pemberian Probiotik dan Feed Additive
    Bisa mengurangi nitrogen dalam ekskreta dan meningkatkan metabolisme ayam.
  4. Monitoring Kadar Amonia
    Gunakan alat sederhana seperti test strip atau detektor portable secara berkala.

Studi Kasus: Penurunan Amonia Hingga 60% di Peternakan Mitra Biodesis

Di salah satu peternakan mitra Biodesis by Sampangan di Jawa Tengah, dilakukan uji coba selama 21 hari. Hasilnya, kandang yang menggunakan Biodesis menunjukkan penurunan kadar amonia dari 45 ppm menjadi hanya 18 ppm. Selain itu, tingkat kematian ayam menurun 30% dan bobot akhir meningkat rata-rata 120 gram per ekor dibandingkan kandang kontrol.

Ini menunjukkan bahwa pengaruh kadar amonia pada ayam broiler bisa diminimalkan dengan intervensi yang tepat.

Kesimpulan

Kadar amonia yang tinggi adalah “musuh senyap” dalam peternakan ayam broiler. Meski tak terlihat, dampaknya nyata dan menggerus potensi keuntungan secara perlahan. 

Untungnya, dengan teknologi ramah lingkungan seperti Biodesis dari Sampangan, kita tidak hanya menjaga performa ayam tetap optimal, tapi juga berkontribusi pada peternakan berkelanjutan.

Kunjungi situs resmi https://biodesisbysampangan.com untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan mulai beralih ke sistem peternakan modern yang lebih sehat, produktif, dan berwawasan lingkungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *